23 September 2007

Visualisasi dan “Program”

Saya masih ingat , ketika saya menyelesaikan tahap dasar dari latihan pernapasan , saya diajarkan teknik penggunaan jurus untuk mendapatkan sesuatu ,kita harus membuat “program” dalam pikiran kita sesuai dengan jurus yang sudah dipelajari.
Misalnya ada teman saya yang bekerja sebagai tukang ojek , dia diajarkan bagaimana caranya “menarik” penumpang untuk naik motornya. Pembuatan program dilakukan dalam beberapa langkah yaitu :
Niatkanlah agar pelanggan naik motor kita.
Tarik napas sedalam-dalamnya.
Lakukan visualisasi jurus tarik untuk menarik penumpang tersebut sambil menahan napas.
Lepaskan napas kita.

Ini sesuatu yang menarik karena beberapa hari kemudian , teman saya yang tukang ojek tersebut melaporkan bahwa sekarang dia gampang banget mencari uang , cukup buat program “tarik” dia mendapatkan banyak penumpang. Kemudian banyak sekali teman-teman saya melaporkan hal – hal sama yaitu “Program” mereka berjalan dengan baik. Saya selaku orang yang sedang mempelajari pernapasan tertantang agar bisa seperti mereka , tetapi tidak pernah berhasil. Pernah suatu waktu saya ingin “menarik” tukang somay yang terlihat mangkal dari lantai dua kantor saya. Wah bisa nech buat praktek pikir saya , kemudian saya jalankan teknis pembuatan “program” agar tukang somay itu menghampiri saya untuk membawakan pesanan somay. Tapi sampe napas ini serasa habis karena tarik ,tahan dan napas melulu tukang somay tidak datang-datang juga , akhirnya saya turun ke lantai 1, keluar dari gedung dan memesankan somay, dalam hati saya menggerutu , manual , manual dech , habis udah kepengen, he-he-he …., lucu juga kalau ingat itu.
Setelah saya tidak aktif diperguruan tersebut dan belajar ditempat lain, saya menemukan teknis pembuatan program yang persis sama juga , bahkan guru saya bilang setelah melewati tahap ini semua jurus akan hilang dan berubah menjadi ciptaan.
Lama saya melupakan teknik pembuatan “Program” ini (habis gagal melulu sech, he-he-he….), sampai saya mempelajari tulisan-tulisan tulisan Adi W Gunawan dan maraknya pembicaraan mengenai Law Of Attraction(LOA). Akhirnya saya menjadi mengerti kenapa saya selalu gagal dalam membuat “program”. Kuncinya adalah system belief saya, yah itu adalah kuncinya, karena dalam pembuatan “program” kita harus yakin bahwa “program” ini pasti berhasil. Itu tidak pernah diutarakan secara langsung di perguruan saya bawa kita harus yakin dalam pembuatan “program”,tetapi mereka memberikan kekuatan keyakinan itu dari beberapa contoh kejadian , misalnya di anu punya masalah A, terus dia bikin program B dan ternyata berhasil. Banyak teman-teman saya yang mempercayai cerita itu akhirnya berhasil membuat program. Lantas bagaimana dengan saya, saya memang orangnya susah percaya, jadi kalau ada cerita tentang keberhasilan dalam pembuatan “program”, saya selalu bilang dalam hati, ah itu sech kebetulan saja, cerita teman saya yang tukang ojek itupun saya anggap Cuma kebetulan belaka.
Yang kedua adalah ketika menarik napas , saya selalu menterjemahkan menarik napas adalah awal dari proses pembuatan “program”, padahal kalau kita kaji lebih mendalam , proses menarik napas adalah suatu kekuatan yang maha dasyat dari kehendakNya. Dengan berhasilnya kita menarik napas karena kehendakNya kita harus selalu bersyukur kita masih diberi kesempatan untuk hidup.
Yang ketiga adalah keadaan saya ketika melakukan visualisasi , dalam visualisasi saya memang sudah benar seperti membayangkan jurus tarik untuk menarik tukang somay tadi,, tapi keadaan saya ketika melakukan visualisasi adalah salah. Keadaaan dalam melakukan visualisasi adalah menahan napas, posisi menahan napas adalah posisi nol, dimana kita tidak terhubung sama sekali dengan diri kita dan sekitarnya kita. Keadaan disini adalah puncak komunikasi kita dengan sang Pencipta. Jikalau membaca buku Adi W Gunawan kita harus rileks dalam membuat program, disini diartikan kita harus senantiasa berada dalam alam bawah sadar kita agar maksimal mendapatkan apa yang kita inginkan. Posisi menahan napas waktu itu saya terjemahkan menahan napas ketika melakukan visualisasi padahal bukan disini puncak keberhasilan kita untuk mendapatkan sesuatu.Kita harus sering berlatih untuk selalu berada dalam alam bawah sadar kita, seperti meditasi atau berzikir, setelah senantiasa berada dialam bawah sadar kita, barulah kita berhasil melakukan visualisasi.Posisi berada dan senantiasa berada di alam bawah sadar itu berbeda dan itulah letak permasalahannya!!!!.
Yang keempat adalah ketika saya melepaskan napas saya, dalam melepaskan napas saya selalu menterjemahkan itu adalah ujung dari proses pembuatan “program” , yaitu tarik , tahan dan terakhir buang napas, padahal dibalik melepaskan napas itu tersimpan suatu makna yang sangat dalam. Dari melepaskan napas disitulah letak pasrahan kita dari apa yang kita inginkan. Dari melepaskan napaslah kita disadarkan kita hanya mahluk yang tidak berdaya dan dengan terlepasnya napas ini , terlepaslah kita dari kehidupan ini , sampai ada kekuatan dari yang maha dasyat yang memberikan kesempatan kepada kita untuk menarik napas kembali.
Kesimpulannya adalah kita harus selalu senantiasa berada dalam posisi nol atau dalam posisi kesadaran jiwa atau dalam istilah Adi W Gunawan adalah kita harus selalu berada dalam keadaan di alam bawah sadar (menahan napas) atau selalu berada dalam fitrahNya dalam ESQ nya Ary Ginanjar. Setelah itu makna syukur ( menarik napas) dan pasrah diri ( melepas napas) menjadi bagian dari kehidupan kita.Yang tidak kalah penting adalah pada saat interval pelepasan napas ke penarikan napas adalah doa agar selalu diberikan kesempatan hidup dalam rahmatNya ( Tarikan Napas).
Lalu apa hubungannya pernapasa dengan LOA , menurut saya sangat berkaitan, setelah memahami pembuatan program dalam teknis pernapasan kita akan mendapatkan benang merah nya antara pernapasan dengan LOA bukankah di dalam LOA diajarkan dapatkan apa yang kita inginkan (tarik napas) yang yakinlah itu pasti sudah terjadi (tahan napas) ,pasrahkan dan berdoa (lepas napas).

BERNAPASLAH DALAM SYUKUR DAN HEMPUSKAN NAPAS DALAM PASRAH DAN DOA.
Aw ( 23 September 2007, 23:00:00)

ZMP , NOL dan ZIKIR

Dalam buku ESQ karangan Ary Ginanjar, ada suatu step yang harus dilakukan untuk meningkatkan ESQ kita yaitu ZMP (Zero Main Process). ZMP ini adalah kegiatan memberihkan Got Spot(titik Tuhan) yang ada dalam diri kita. Ketika saya mempelajari ZMP, saya teringat istilah Nol yang selalu guru silat saya katakan.Kata Zero dalam ZMP adalah sama dengan Nol dalam versi guru saya, wah ini cukup menarik, kok bisa dua disiplin ilmu yang berbeda seperti Pak Ary yang mendalami dunia ESQ bisa sama dengan guru saya yang mendalami pernapasan.
ZMP adalah suatu proses yang bisa dinalarkan,maksud saya disini adalah dalam ZMP terangkum bagian-bagian yang harus dibenahi dalam diri kita seperti prasangka dan dugaan, biasakan berpikiran positif dan bagaimana cara mengatasinya. Semakin kita memahaminya kita akan lebih mengerti bagaimana proses ZMP itu terjadi. Tetapi nol dalam ilmu pernapasan adalah sesuatu yang bersifat abstrak. Kita diwajibkan menggunakan suatu teknik pernapasan yaitu tarik , tahan dan buang napas dalam jurus-jurus silat tertentu (pada tingkat tertentu kita sudah tidak perlu lagi menggunakan jurus) sampai disuatu titik dimana diri kita akan merasa nol. Pengertian nol di sini adalah terputusnya diri kita dengan keadaan diri kita dan lingkungan sekitarnya dan satu-satunya sambungan adalah kepada satu kekuatan yang maha dasyat yaitu dialah Allah yang maha segalanya.
Nol sudah pernah saya rasakan, dimana dengan mempelajari pernapasan, dalam waktu 3 bulan , kondisi saya menjadi Nol dan dalam keseharian saya seperti ada kekuatan yang maha dasyat untuk selalu beribadah sama dengan tujuan dari ZMP yaitu dengan bersihnya GotSpot dalam diri kita maka tujuan dalam hidup ini hanya untuk beribadah kepadaNya.
Keduanya nampaknya seperti berbeda tetapi mempunyai tujuan yang sama yaitu suatu proses pembersihan diri, setelah itu akan timbul kesadaran diri (Jiwa) yang akan membawa kita pada suatu pemahaman dimana kita semua berasal dariNya dan akan kembali kepadaNya.
Sekarang mari kita coba simak cara zikir yang pernah saya baca dalam buku Sejarah Tarekah Qodiriyah Nasibandiah di Indonesia karangan Martin Van Brussen. Dalam buku itu dijelaskan bagaimana cara zikir aliran tarekah tersebut yaitu membagi talimat tauhid
La Illah Ha Illahlah kedalam 3 langkah pernapasan yaitu tarik , tahan dan buang dalam rangka proses pembersihkan diri untuk membuang Illah-Illah yang lain selain Allah, apakah itu sama dengan tujuan dari ZMP ?. Benar, itu adalah tujuan yang sama!!!.
Terkadang segala sesuatu yang diajarkan dalam agama kita akan membuat kita terbagi ke dalam dua kutub, yaitu kutub pertama mencari tahu dulu kenapa ajaran itu harus dilakukan dan setelah tau baru kita melaksanakannya. Kutub yang kedua adalah menerima dan menjalani ajaran itu dengan apa adanya tanpa harus mencari lebih tahu kenapa itu harus dilakukan.
Ary Ginanjar mencoba memberikan jawaban kenapa dengan selalu membersihkan hati kita (Gotspot) akan kembali kepada fitrah kita (ZMP). Guru saya juga mencoba mengajarkan dengan terputusnya kita dengan alam sekitarnya dengan mengolah napas, kita akan kembali kepada fitrah kita ( Nol ), karena dengan terputusnya kita dengan diri kita dan alam sekitarnya, maka komunikasi kita hanya kepada Allah semata, La Illah Ha Illahlah.


Inilah cara manusia memberikan jawaban dari ajaran agama yang wajib kita jalani yaitu dengan melalui Zikir (mengingat Allah) kita akan selalu ingat kepadaNya dan terjagalah kita dari godaan – godan yang menyesatkan dan menggeser hati kita kepada Illah – Illah yang lain.

Aw(23 September 2007, 21:00:00)

BERUBAH DARI DALAM

Menurut DR.Jalaluddin Rakhmat,untuk meningkatkan SQ adalah :
Baca kitab suci
Pelajari kehidupan para nabi dan orang saleh
Biasakan mengubah dari dalam diri bukan diluar diri
Lakukan ibadah serius
Sediakan waktu khusus untuk berdoa
Belajar menajamkan indra batiniah.

Saya ingin mencoba menguraikan point nomor 3 yaitu membiasakan mengubah “didalam diri” bukan “diluar Diri” sesuai dengan pemahaman saya.
Saya mencoba mengilustrasikan dalam kehidupan sehari-hari , sebagai contoh jika suatu waktu ketika mencoba mencari sesuatu di internet dan ternyata sangat mengasikkan dan memakan waktu yang lama, tiba-tiba bos kita lewat di depan kita. Apa yang kita lakukan ?, biasanya kita me mengecilkan windows Internet explorer kita , atau langsung menutup windows kita. Mengapa kita melakukan itu, biasanya kita khawatir, si boss akan berpikir kita bukannya bekerja tapi malah asik main internet.
Itulah contoh mengubah dari luar. Karena ada boslah kita menghentikan kegiatan kita , bukankah kita pasti mempunyai tujuan sendiri mengapa kita menggunakan internet, mungkin kita mencari informasi untuk mendukung pekerjaan kita atau mendownload sesuatu yang berguna. Kita harus yakin apapun yang kita lakukan adalah sesuatu yang didorong dari dalam diri untuk tertindak karena kita adalah raja untuk diri kita sendiri bukan orang lain seperti boss kita itu.
Pengertian kita adalah raja untuk diri kita sendiri adalah kita harus senantiasa bisa mengendalikan semua yang ada diri kita. Seperti tarikan atau dorongan yang sangat kuat dari lingkungan sekitar yang pada akhirnya mengganggu pikiran kita dan berujung kepada kerentanan kita akan pengaruh dari luar. Jikalau kita selalu berpikir kita adalah raja untuk diri kita, semua pengaruh dari luar akan bisa kita kendalikan dan kita saring karena dalam diri kita sudah tersedia “program” yang super canggih yang biasanya kita namakan suara hati. Semakin kita fokus akan dalam diri kita , secara tidak sadar kita akan mengarah kepada suatu tindakan yang baik, dan itu bukan dari luar diri kita, tapi dari dalam diri kita. Semakin kita membiasakan diri mengubah dari dalam semakin kita menjadi raja untuk diri kita sendiri.

Aw (23 september 2007 20:00:00)

TIADA TUHAN SELAIN ALLAH,AYO BANGKIT INDONESIA……

Setelah melewati masa krisis multi dimesi yang cukup lama, banyak orang yang merasakan betapa hausnya mereka dalam melewati itu. Kehausan itu bukan sebatas kehausan yang diakibatkan terenggutnya kenyamanan mereka setelah di PHK, kehausan itu bukan hanya kehausan yang disebabkan betapa sulitnya orang bangkit kembali menata ekonomi mereka, kehausan itu bukan hanya kepedihan yang mendalam karena kehilangan sanak saudara dan teman yang tewas secara mengenaskan akibat pembantaian etnis , tapi dari itu kesemua berujung kepada kehausan akan spiritual.setelah banyak orang menyandarkan kepada illah yang begitu mempesona yaitu kehidupan materi, ternyata illah itu hanyalah ilusi dunia yang menghasilkan ketidaknyaman bahkan kehancuran dalam hidup mereka. Spiritual adalah yang paling mungkin dan yang sesuai dengan kodrat manusia adalah kembali kepadaNya Tiada Tuhan Selain engkau ya Allah, tetapi apa yang orang dapatkan?, bukan kesejukan yang didapat tetapi adalah kebingungan yang menimpa umat. Banyak ditemui orang-orang ahli agama yang begitu asiknya menikmati manisnya dunia spiritual tetapi sudah tidak mau mengurusi kehidupan dunia ini dan tidak ingin membagi setetes manisnya spiritual itu kepada orang lain. Banyak pula dijumpai ahli agama sangat keras dan dogmatis, bukan kesejukan yang didapat tetapi ketakutan yang luar biasa akan pedihnya siksa api neraka jahanam. Malah sering dijumpai diantara para ahli agama saling berdebat dengan sengitnya untuk mempertahankan keyakinan akan perbedaan,bukan mencari titik temunya, dan menerima perbedaan itu sebagai rahmatNya dan menyadari bahwa manusia hanyalah sebatas itu pemahamannya. Ditambah lagi muncul kelompok orang yang begitu kerasnya menyatakan ketidak setujuan akan ketidak adilan yang dilakukan negara barat dengan memberikan “hadiah kebinasaan” berupa bom yang mematikan.
Dalam kebingungan,akhirnya ditempuh banyak jalan seperti terlibat narkoba, berprilaku aneh dan menyimpang , aliran aneh serta menyesatkan dan masuk ke dalam dunia mistik yang secara tidak sadar akan membawa mereka akan ketergantungan kepada Illah yang lain selain Allah yang maha segalanya. Kita masih bersyukur Allah telah memberikan rahmatNya dalam ilmuNya kepada orang-orang yang lebih jernih akan kondisi ini dan mereka pulalah yang memberikan kepada kita berupa air yang sejuk bagi kehausan spiritual umat.
Dan saya dedikasikan blog berupa Link dari orang – orang yang terpilih tersebut baik melalui tulisan, buku,atau pelatihan mereka maupun lembaga atau perkumpulan yang dengan penuh kesadaran berjuang untuk membawa kembali akan kejayaan bangsa indonesia yang sama – sama kita cintai ini. Didepan mata sekarang ini terbentang suatu tantangan yang besar berupa persaingan globalisasi , saya sangat – sangat yakin dengan ijin Allah ,dengan kekuatan yang ada yaitu berupa keimanan yang hanya bergantung kepada Allah semata , bangsa ini sanggup bersaing dan bahkan unggul dibandingkan negara manapun didunia ini.
TIADA TUHAN SELAIN ALLAH,AYO BANGKIT INDONESIA……

PERJALANAN JIWA DIMULAI!!!!!!!!!…..

Setelah menjalani proses berpikir dan perenungan yang lama, akhirnya saya menyadari sebenarnya panggilan dari Allah sudah digaungkan olehNya sejak lama. Saya ditarik oleh kekuatan yang sangat besar untuk Hijrah dari kondisi saat ini ke suatu kehidupan yang benar-benar berbeda dari sekarang. Saya masih ingat perkataan guru silat saya yaitu :
“Manusia adalah benda ghaib dan alangkah sia-sianya hidup manusia jikalau dia tidak bisa membuktikan bahwa dia benda ghaib”.
Perkataan guru saya itu menantang setiap insan untuk bisa membuktikan bahwa kita adalah benda ghaib, mungkin secara sepintas kalimat itu bisa maknai bersifat klenik, emang kita ghaibnya seperti apa?, ada-ada saja. Kalau dikaji lebih mendalam sebenarnya kalimat ini mengandung arti pada diri kita tersimpan banyak kekuatan yang maha dasyat yang bersumber dari Sang Pencipta dan menyiratkan proses pengkajian yang sangat mendalam tentang pengetahuan akan diri setiap manusia. Semakin dalam kita mengkaji tentang diri ,kita akan mendapatkan pengetahuan tentang jiwa , akhirnya tercapai suatu kesadaran jiwa dan pada titik itulah kita menyadari bahwanya kita adalah benda ghaib. Kita disadarkan bahwa kita pada hakikinya bukanlah fisik kita , kita bukanlah pikiran kita , tapi kita adalah suatu ruh yang berasal dari sang pencipta. Setelah proses itu dilalui akhirnya kita mencoba mengenal pencipta kita secara lebih mendalam dan tercapailah fitrah diri manusia.
Begitu juga yang saya alami sekarang ini, kesadaran jiwa saya saat ini telah membawa kepada suatu kesadaran jiwa dimana hidup ini bukanlah untuk kebutuhan materi semata, bukanlah untuk memuaskan angan – angan akan kesenangan dunia , tapi hidup ini adalah mengemban amanah dari Allah untuk menaburkan RahmatNya berdasarkan sifat-sifatnya yang terkandung di dalam Asmaul Usna. Inilah Mission Statement yang dikatakan oleh Ary Ginanjar dalam ESQ nya, dimana setiap manusia sudah mendapatkan masing-masing mission statement dari Allah dan manusia wajib untuk menjalankannya.
Saya juga akhirnya mengetahui Mission Statement saya dalam hidup dan ini bukanlah suatu yang tiba-tiba ada dalam pikiran saya, tapi melalui proses perjalanan panjang dan berliku, melelahkan, penuh peluh, air mata, kesedihan, kerinduan, cinta dan saya yakin itulah jalan yang diberikan olehNya agar saya mengerti dan mantap dalam menjalani Mission Statement ini. Saya ingin dalam hidup saya bisa berarti dan membantu orang banyak melalui pengetahuan yang saya miliki. Bagaimana saya bisa mendapatkan itu semua ?, saya harus hijrah dari kondisi saya sekarang ke tempat baru yang menawarkan pengetahuan yang lebih tinggi dan baik. Memang akan banyak halangan dan rintangan dikarenakan ketidaktahuan saya ditempat baru itu , tapi dengan modal keyakinan akan tugas akan saya emban dan selalui dalam lindunganNya saya yakin mission statement itu akan saya jalankan dengan sebaik – baiknya. PERJALANAN JIWA DIMULAI!!!!!!!!!…..

Semua Mahluk Mencari Kebahagiaan
Ikan mencari kebahagiaan dalam air
Cacing mencari kebahagiaan dalam tanah
Burung mencari kebahagiaan dalam udara
Manusia mencari kebahagiaan dalam pikiran
Mahluk spiritual mencari kebahagiaan dalam kesadaran sejati
Master spiritual mencari kebahagiaan dalam kesatuan tunggal

21 September 2007

BELAJAR IKLAS DIBAYAR DENGAN 1 BAN MOBIL

Saya mempunyai seorang sahabat dikantor yang belakangan hari ini jarang membawa mobil. Menjelang sore dia bilang ke saya akan ikut pulang bareng saya. Saya pikir ngga apa – apa dech , sekalian ngobrol bareng buat membuang jenuh menghadapi kemacetan di jakarta. Besoknya dia nebeng lagi , besoknya dia nebeng lagi , lama – lama saya jadi kesel ama dia. Kekesalan saya dikarenakan jalan menuju ke rumah dia macet banget dan yang membuat saya makin kesal adalah saya tidak bisa sholat magrib di masjid favorit saya yaitu masjid At-Tin di Taman Mini. Saya sangat suka sholat dimasjid tersebut terutama sholat magrib karena tempatnya bagus, bersih dan sangat besar.
Keesokkan harinya sengaja saya tidak banyak ngomong dengan dia dengan harapan dia tidak terpancing tidak nebeng bareng saya lagi dan memang benar dia sama sekali tidak ngomong mau ikut nebeng dengan saya. Saya jadi senang , wah aman nech bisa buka Masjid At-Tin dan sholat di sana. Tapi lama – lama saya merasa ngga enak dengan dia , karena kok saya jahat banget sech , Cuma nebeng aja saya ngga mau. Setelah membuang perasaan itu , saya menawarkan diri untuk mengajak bareng dan bener dugaan saya bahwa hari itupun dia ngga bawa mobil.Di tempat parkir dia cerita kalo mobilnya dimasukkan oleh asuransi untuk dicat dan perawatan mesin, waduh makin ngga enak saya, jahat banget sech saya jadi orang. Tapi mungkin karena masih ngga iklas , saya bilang ke dia bahwa jangan lewat jalan biasa , bisa ngga lewat jalan altenatif yang lebih lancar dan ngga macet. Dia bilang ada dan kita hitung start dari kantor jam 17:10 menit untuk memastikan kebenaran jalan artenatif tersebut. Dan benar, jalannya benar – benar lancar , walaupun harus melewati perkampungan , kita berjalan sangat lancar.
Akhirnya saya menemukan jalan yang agak macet, disitu saya mulai menggerutu dalam hati , wah salah nech jalan, dan ternyata kemacetan itu dikarenakan banyak motor yang mengambil jalan hampir ¾ jalanan umum. Kesel banget saya , dengan nekat saya banting setir agak ke kiri untuk menghindari motor dan DOR ban mobil saya sobek dan pecah. Sepertinya ban mobil saya terkena besi penutup trotoar jalan.Waduh sialan umpat saya dalam hati , mau buru-buru malah becah ban. Tidak lupa sumpah serapah saya tumpahkan kepada motor yang egois yang ngambil jalanan sampe ¾ jalan , walau dalam hati sech, tapi saya bener kesel banget.
Setelah memasang ban dan mencari tukang angin untuk mengisi angin ban cadangan saya , akhirnya saya menurunkan teman saya ditempat biasa dan lagi – lagi saya tidak bisa sholat magrib di At-Tin. Sepanjang jalan saya merenung tentang kejadian itu dan akhirnya saya bisa mengambil hikmah dari itu semua.
Iklas itulah kuncinya, saya tidak iklas mengajak teman saya nebeng, rasa tidak iklas itu juga dibalut dengan keinginan – keinginan saya yang terlalu berlebihan. Keinginan saya sholat magrib di At-Tin menurut saya itu terlalu berlebihan , karena sepanjang perjalanan sebelum ke At-Tin masih banyak masjid yang bisa saya jadikan tempat sholat magrib, kok saya selalu berpikir ingin sholat di At-Tin. Kedua soal macet , seandainya saya bertanya kepada teman saya tentang jalan alternatif itu dari awal , pastinya saya tidak selalu menggerutu dalam hati ditengah kemacetan. Setelah kejadian itu saya mencoba lebih iklas membantu orang dan Insya Allah makin ke depan saya semakin menjadi pribadi yang iklas, Biarlah ke iklasan saya ini dibayar dengan membeli 1 ban baru, kan sebentar lagi mau dapet THR he-he-he ……..

KHODAM,TENAGA DALAM, DAN PENGENALAN JIWA

Ada hal yang menarik mengingat perjalanan saya dalam mencari pemahaman tentang jiwa. Sewaktu kuliah (tahun 1992),secara tidak sengaja, saya belajar tentang ilmu kanuragan. Pada suatu waktu saya diajak oleh teman-teman saya ke tangerang untuk belajar ilmu kanuragan(kesaktian). Waktu itu saya Cuma tertawa-tawa aja mendengar ajakan itu, dalam hati saya berkata “pengen tau aja gw kayak apa sech kanuragan itu” karena saya sangat tidak percaya akan hal-hal seperti itu . Malam harinya kami berlima berangkat ke tangerang, ternyata orang yang akan mengajarkan ilmu itu masih sangat muda, dia adik dari teman kuliah saya. Dia melakukan suatu wirid yang sangat lama,setelah itu kita satu persatu kita dipanggil untuk di “tranfer” ilmu kanuragan, kita disuruh bersalaman sambil mengucapkan dua kalimat syahadat dan salawat nabi, setelah itu selesai dech acara “transfer” ilmu tersebut. Saya jadi ketawa sendiri, aneh aja, kok dengan salaman dan mengucapkan syahadat dan salawat , kita bisa mendapatkan ilmu kanuragan.
Setelah selesai kita diajarkan bagaimana ilmu itu bekerja, ilmu itu bisa memanggil Khodam(bahasa arab yang artinya pembantu) untuk bisa membantu kita dalam mengatasi kesulitan , seperti berkelahi, menghadapi orang yang berniat jahat ke kita dan lain-lain yang pada intinya membantu kita dalam kesulitan. Kemudian kami satu persatu diminta mempraktekkannya, awalnya bacalah dua kalimat syahadat dan salawat nabi, kemudian niatkan dalam hati untuk “bergerak” dalam gerak silat sesuai dengan keinginan kita.Kalau kita minta gerak silat cimande, maka keluarlah jurus cimande. Satu persatu kita mencoba dan teman-teman saya sama sekali tidak bisa mempraktekkannya , dan menurut orang yang menurunkan ilmu itu , memang tidak langsung bisa bekerja dan dibutuhkan latihan-latihan lama dan konsisten agar benar-benar menguasainya. Saya semakin yakin bahwa ini hanya kebohongan semata, dan Cuma membuang waktu saja. Akhirnya tiba giliran saya, waktu itu saya itu meminta dalam hati untuk bergerak jurus bangau putih ( he- he-he …, seru juga kayak pendekar aja), dan ajaib ,saya langsung bergerak secepat kilat dan mulai memperagakan jurus itu. Saya kaget banget , benar-benar kaget, tangan dan kaki ini seperti digerakkan oleh sesuatu yang tidak terlihat untuk bergerak, dan begitu saya perhatikan gerakannya bagus banget. Saya langsung berhenti dalam kekagetan, ternyata semuanya juga kaget, kok bisa langsung bisa!!!!, termasuk guru tersebut, karena untuk bisa seperti ini menurutnya dibutuhkan waktu berbulan-bulan seperti apa yang baru saya lakukan. Akhirnya setelah sholat subuh kami pulang ke kost an , saya sendiri masih shock mengalami kejadian barusan.
Diantara teman-teman kejadian di tangerang menjadi pembahasan yang menarik , titik sentralnya siapa lagi kalo bukan si awang yang tiba-tiba menjadi sakti. Saya tidak bangga mendengar itu , saya malah khawatir karena di badan ini seperti ada sesuatu yang menempel dan mengikuti saya semenjak dari tangerang. Memang setelah dari tangerang saya terus mencoba bukan hanya dalam gerak silat tapi dalam keseharian saya. Pernah didepan mata teman-teman saya , sewaktu di perpustakaan, saya bisa “mengusir” orang – orang yang sedang baca buku di depan saya. Semua orang yang ada di perputakaan menyingkir satu persatu setelah saya niatkan dalam hati agar mereka pergi dan hanya saya dan teman-teman dan saya saja yang ada di meja perpustakaan. Gila ini aneh!!!, ini sesuatu yang tidak bisa terima dengan akal, bahkan pernah suatu waktu ada teman saya dari kalimantan , meminta saya untuk menggerakkan suatu jurus yang sudah kuno yang ada di kalimantan, dan dengan sempurna saya bisa menggerakkannya dan teman saya itu hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala, dan dia berkata elo emang jago wang.
Saya jadi stress , karena saya tidak siap untuk itu semua, sesuatu yang pada awalnya saya remehkan malah menjadi bumerang buat saya, dan yang lebih mengganggu saya adalah sang khodam ada dibadan mulai secara perlahan menasehati saya. Saya diminta untuk kembali sholat lima waktu, jangan suka berkata sembarangan lagi dan lebih mendekat diri kepada Allah. Waktu itu saya melawan karena saya pikir saya punya kehidupan sendiri masih mau bandel , bukan khodam yang bisa mengatur diri saya. Tapi saya seperti tidak kuasa terhadap dia , dan semua dorongan untuk beribadah mulai saya turuti, sering kali dia menasehati dan mengajari saya bahkan saya sepertinya dia gerakkan ketika akan berjalan ke mushola , saya langsung berubah total!!!!.
Saya bukan lagi suatu pribadi yang nakal (itu kata orang sech) ,tukang brantem, sembarangan,temperamental dan teman-teman jadi kaget terhadap perubahan itu, malah ada teman baik saya , sampai menangis dan dia tidak terima dengan kondisi saya seperti itu. Dia melihat dengan mata kepalanya sendiri , sewaktu dia saya ajak untuk sholat jumat dan kebetulan teman saya tidak mau, saya langsung menasehati dia agar mau sholat, tapi teman saya melihat ada orang persis seperti saya berdiri di samping saya berbicara dengan dia sambil menasehati dia ( gila !!!!!!!, aneh banget).
Lama saya berjuang agar dia tidak terlalu mengatur hidup saya, dan akhirnya saya bisa lebih mengendalikannya dan puncaknya saya menjadi pribadi yang berdiri sendiri bukan dikendalikan oleh khodam.
Lama setelah kejadian itu , tepatnya setelah saya menikah(tahun 1996), saya menderita sakit flex paru-paru, lama saya menyembuhkannya, dan setelah saya dinyatakan sembuh total saya masuk perguruan pernapasan. Logika saya sederhana saja, perguruan pernapasan bisa membantu saya untuk recovery dari penyakit saya. Dan memang benar, dengan latihan rutin 3 minggu sekali , saya merasa lebih sehat dan segar. Tapi setelah memasuki bulan ketiga saya mendapatkan keanehan lagi, tiba-tiba ada dorongan yang sangat luar biasa untuk mendekatkan diri kepada Allah, ini adalah aneh apa hubungannya pernapasan dengan ibadah, kok semakin kita tekun berlatih pernapasan dorongan ibadah itu semakin tinggi. Saya pikir apa ini masih pekerjaan khodam ?, tapi saya pikir tidak, karena kekuatan dia waktu itu sudah sangat kecil, dan segala nasehatnya masih bisa pilah-pilah dan saya sendirilah yang memutuskannya, bukan dari dia.
Lama saya merenung, dan saya pikir kalau mengarah ke arah yang baik apa salahnya diteruskan. Akhirnya saya menjalani dengan iklas terutama dalam beribadah dan lebih mendalami ilmu pernapasan bukan saja dari perguruan saya tapi melalui perguruan-perguruan yang lain. Saya belajar teori dan konsep pernapasan, saya mempelajari konsep kundalini,cakra, aura, reiki,dan tekhik yang lain. Saya juga menelusuri sejarah perguruan pernapasan yang ada di indonesia, dari pelopor perguruan pernapasan sampai dengan pecahan-pecahannya.
Pada tataran (tingkatan) selanjutnya setelah seorang murid melewati tingkat dasar,kita harus melewati puasa – puasa dan zikir yang cukup berat. Saya sangat penasaran dengan puncak dari keilmuan perguruan itu, oleh karena itu semua kewajiban itu saya jalani. Saya pernah menjalani puasa mutih 3 hari, bahkan mutih 7 hari pun saya selesaikan dengan baik. Puasa mutih itu adalah puasa yang mengharuskan orang menjalaninya makan dan minum hanya dengan nasi putih dan air putih.
Ketika saya sedang mendalami tingkatan itu , saya mulai diperkenalkan tentang konsep jiwa mengenai reinkarnasi. Dari sinilah saya berontak dan menolak pemahaman itu, karena saya sangat tidak percaya akan reinkarnasi. Bagi saya ketika orang meninggal akan masuk ke alam kubur dan akan diperhitungkan ke akhir jaman. Bukannya ketika kita meninggal, jiwa kita akan menitis ke badan lain, ini saya tolak sekuat-kuatnya. Kemudian saya memutuskan keluar dari perguruan, dan dengan bekal pengetahuan saya, saya mulai mencari sumber dari perguruan pernapasan yang ada di indonesia. Akhirnya saya mendapatkan seorang guru dan saya belajar secara privat.
Saya mendapatkan banyak pencerahan dari guru saya itu, dari tentang konsep pernapasan, jurus – jurus pernapasan baik buat pertahanan diri maupun buat pengobatan, bahkan konsep jiwa pun saya mempelajari dengan baik. Setelah melewati tingkat dasar dan menengah, saya mulai diajarkan konsep jiwa , dan lagi – lagi saya di ajarkan suatu konsep reinkarnasi. Ada suatu tahapan yang harus saya lalui , yang berujung kepada keharusan untuk mengakui konsep reinkarnasi. Saya menolak pemahaman itu, dan akhirnya saya sempet vakum lama di perguruan itu.

Dalam ke vakuman itu saya mengalami kesulitan dalam pekerjaan saya, saya mengalami suatu kondisi yang tidak nyaman dan berujung memaksa saya untuk keluar dari pekerjaan saya. Dalam kegamangan, saya masih ingat betul , ketika sedang bekerja tiba-tiba saya merasa ruangan dikantor begitu kosong dan hening dan ada saya seperti mendengar ada suara yang berkata ,”keluarlah dari ini semua dengan mempelajari diri kamu sendiri”. Dari situlah saya mulai mempelajari konsep diri saya , yah dengan mempelajari konsep diri saya yakin bisa keluar dari kesulitan ini. Mulailah suatu tahap penjelajahan diri secara lebih mendalam dan memakan waktu yang cukup lama.
Hari demi hari saya habiskan untuk merenung dan Saya mulai mempelajari buku – buku motivasi, EQ , tulisan-tulisan konsep diri di internet , dan ESQ sampai larut malam.Dari situlah saya mengerti tentang konsep diri secara utuh, dan mengajak saya untuk mempelajari buku – buku agama lebih mendalam yang selama ini saya abaikan. Tidak lupa saya menjalani puasa senin dan kamis serta sholat malam untuk memohon hidayahnya. Yang aneh adalah ketika mempelajari semuanya itu , seperti ada tuntunan dari hati dan mendapatkan banyak kebetulan. Seperti saya ingin mempelajari buku ESQ , saya memdapatkan dari istri saya yang pinjam buku itu dari tetangga saya yang bekerja di percetakan lengkap 2 buku!!!.
Contohnya lagi pada saat saya mencari sesuatu di internet melalui gogle dengan mengandalkan kata hati saya, saya mendapatkan Link-link yang luar biasa, Maha Besar Allah.
Semua pelajaran tersebut saya coba praktekkan dalam menghadapi kesulitan dikantor dan membawa saya kepada pemahaman yang luar biasa dalam hidup ini.
Jikalau saya mencoba menyimak perjalanan saya sampai kepada pemahaman sekarang ini sebenarnya Allah sudah memberikan jalan dan petunjukNya agar saya mengenal kepada Allah.
Bukankah pada waktu saya berusia 21 tahun saya sudah dingatkan bahwa dalam kesombongan saya, ada suatu kekuatan yang besar dan tidak terlihat , dialah Allah yang mencipta kehidupan ini!!!!
Bukankah pada usia 25 tahun saya dingatkan kembali dibalik pernapasan ada suatu kekuatan yang maha dasyat yang mengendalikan napas kita sendiri. Bukankah kita tidak bisa menolak untuk menarik napas dan mengeluarkan napas kecuali kita sudah tidak bernyawa. Bukankah itu tanda – tanda kebesaranNya!!!!.
Bukankah keadaan yang menurut saya suatu ketidaknyaman ke tempat kerja adalah cara Allah agar kita bisa lebih mengenal diri (jiwa) yang berujung kepada pemahaman akan pengetahuan kita kepada pencipta diri ini!!!!.
Semua pengetahuan yang saya dapat seperti khodam, pernapasan, bela diri pencat silat, konsep diri, kesulitan hidup dan lainnya sebenarnya adalah Hidayah dari Allah kepada saya agar saya bisa kembali kejalanNya, Terima kasih ya Allah.

Aw(21-09-07)

PERJALANAN LOYALITAS

Ada orang yang bilang sukses adalah perjalanan. Maksud sukses disini bukan berarti menempatkan diri saya sekarang ini adalah suatu pribadi yang sukses secara materi tetapi saya merasa dalam perjalanan pekerjaan saya akhirnya saya mendapatkan suatu kesuksesan yang lain dan itu yang membuat saya selalu bersyukur kepada Allah.
Dimasa kuliah saya sering menanyakan kepada teman-teman saya setelah selesai kuliah apa yang mau mereka lakukan. Biasanya mereka akan bilang akan mencari pekerjaan yang bagus. Bagus itu seperti apa sich ?, kejar saya , yah bekerja di perusahaan yang bonafit lah seperti bekerja di Bank ini atau bank itu, memang pada masa saya kuliah dunia perbankan sangat menyilaukan dan memberikan kesan akan mendapatkan masa depan yang bagus jika bekerja di sana. Setelah itu apalagi ?, mereka biasa bilang cari duit dulu lah yang banyak buat beli rumah dan kendaraan , setelah itu menikah dengan wanita yang cantik. Saya sering menanyakan ini kepada teman-teman saya dan jawaban hampir semuanya mirip, ada kegelisahan dalam hati ketika mendengar jawaban mereka , kenapa mereka berpikir sangat materialistis sekali dalam hidup ini dan mengukur keberhasilan hanya dengan materi, apa tidak sayang ilmu yang mereka dapat itu hanya diberikan kepada segelintir orang yang mempunyai perusahaan, kenapa mereka tidak memberikan ilmu mereka dengan bekerja pada suatu lembaga atau ekonomi rakyat yang secara langsung memberikan keuntungan kepada orang banyak. Kegelisahan saya dan keinginan teman-teman saya dikabulkan oleh Allah, dan setelah tamat kuliah, teman-teman saya bekerja hampir semuanya di bank dan saya bekerja di koperasi yang berbasiskan ekonomi rakyat.
Saya sangat loyal kepada koperasi itu , apapun saya kerjakan termasuk yang bukan pekerjaan saya karena saya begitu senang bisa bekerja di koperasi. Saya berpikir dengan loyalitas kepada perusahaan saya bisa memberikan yang terbaik buat ekonomi rakyat dan yang berarti pula akan memberikan kontribusi kepada kesejahterakan ekonomi bangsa indonesia secara keseluruhan.
Jumlah anggota koperasi itu adalah 3500 orang , bayangkan saja , jikalau mereka sejahtera , dibalik 3500 orang itu ada istri dan anak , taruhlah 2 anak , berarti ada 14.000 orang yang sejahtera
Saya masih ingat waktu itu saya mendapatkan gaji pertama sebesar 237.500 Rupiah, jumlah yang kecil dibandingkan teman-teman saya yang bekerja di bank, tetapi itu tidak mengecilkan hati saya untuk bercerita dengan antusias kepada mereka bagaimana enaknya bekerja di koperasi.
Malang, tahun 1997 indonesia yang terkena krisis moneter yang sangat dasyat yang berujung jatuhnya rezim soeharto (21 Mei 1998), termasuk koperasi saya secara perlahan tetapi pasti mengarah kepada kebangkrutan. Saya dan istri tetap berjuang melewati masa – masa sulit itu,dan saya sangat bersyukur mendapatkan istri yang begitu setia menemani saya. Sampai pada suatu saat ketika saya sedang duduk-duduk dirumah , saya perhatikan kok perabotan dirumah bisa dikatakan tidak ada ya. Kursi dari dulu seperti ini saja, lemari makan juga begitu, ya ampun kok saya sangat egois kepada keluarga saya. Saya terlalu asik dengan idealisme saya tanpa memikirkan keadaan keluarga saya ditambahkan lagi kalo mengingat kondisi koperasi itu sudah mendekati kebangkrutan. Akhirnya saya bertekad untuk keluar dari koperasi itu , saya pikir sudah saatnya saya menyenangkan keluarga saya, termasuk orang tua saya secara ekonomi. Dan Allhamdullillah saya bisa bekerja di perusahaan PMA yang cukup besar. Saya masih ingat setelah wawancara director IT itu bertanya mau gaji berapa, dan saya jawab terserah kebijaksanaan bapak saja, karena saya pikir yang penting saya bisa kerja dulu berapapun saya mau. Kemudian dia menyebutkan suatu jumlah gaji yang membuat saya terkejut, jumlah itu hampir 3 kalinya dari gaji saya yang terakhir. Keterkejutan saya tidak sampai disitu , ketika gaji saya di ajukan ke HRD , manager HRD kembali menambahkan kembali gaji tersebut sebesar 3 kalinya gaji saya!!!!. Ya Allah terima kasih ya Allah.
Awalnya saya cukup tertekan bekerja di lingkungan perusahaan besar itu, terutama dalam pergaulannya, saya di besarkan 8 tahun dalam lingkup kantor yang sedemikian sederhananya, dan sekarang ini saya ada di perusahaan yang begitu besar. Pernah suatu waktu ada masalah computer di kantor cabang medan dan mengharuskan saya saat itu juga berangkat ke medan dengan pakaian yang melekat. Waduh stress banget saya waktu itu , bukan karena saya belum pernah ke medan sama sekali, bukan pula karena masalah pekerjaannya, dan membuat saya stress adalah saya belum pernah naik pesawat!!!!. Terbayang bagaimana di bandaranya, terbayang pula bagaimana didalam pesawatnya, ampun !!!!$#@^% bingung banget saya waktu itu. Karena ini adalah suatu keharusan , akhirnya saya menerima tugas itu dan berangkatlah saya kesana dalam kebingungan saya. Saya menggunakan “ilmu duduk” selama dibandara. Begitu di tiba di bandara yang saya lakukan adalah mencari tempat duduk dan mengamati pergerakan orang di Bandara. Dan akhirnya saya tau saya harus masuk ke suatu tempat sambil menunjukkan tiket pesawat, puh.., satu step sudah saya lalui . Kemudian sampai didalam saya bingung lagi saya harus melakukan apa, untungnya “Ilmu Duduk” itu saya gunakan lagi,setelah mengamati orang, akhirnya saya tau saya harus melaporkan diri saya sesuai dengan nama pesawat yang akan dinaiki. Aman-aman pikir saya, setelah itu inilah yang paling menegangkan , ketika saya naik pesawat!!! ampun begitu tegangnya saya ketika pesawat tinggal landas. Saya hanya bisa memejamkan mata saking tegangnya. Akhirnya saya sampai di medan dengan selamat, malah nantinya kota medan adalah kota yang paling sering saya kunjungi selama saya bekerja. Ada kata syukur kepada Allah atas pengalaman naik pesawat pertama kali ini, saya masih ingat 1 bulan yang lalu sebelum saya bekerja di perusahaan ini, saya juga berada di bandara, bukan untuk naik pesawat , tetapi menjadi supir untuk menutupi uang belanja yang kurang,yang diharuskan menunggu di tempat parkir sambil menanti kedatangan calon mahasiswi dari NTT yang akan mencari kuliah dijakarta (orang tuanya yang menjemput dia di Bandara, itu pulalah yang membuat saya tidak tau sama sekali tentang situasi bandara).Tapi sekarang, saya naik pesawat dan penjadi penumpangnya, duh alangkah senangnya.
Singkat cerita saya semakin nyaman bekerja dan mulai bisa berinteraksi dengan lingkungan baru saya. Secara tidak sadar kenyamanan itu yang membawa saya ke zona nyaman yang membuat saya kurang dalam berjuang lagi melewati hidup ini. Saya benar – benar nyaman , gaji bagus, pekerjaan bagus, punya mobil ,dan keluarga tercukupi secara materi. Kenyamanan itu membuat saya mencintai pekerjaan saya bukan didasari oleh cinta saya kepada perusahaan dan pekerjaan saya tetapi didasarkan karena pekerjaan itu membuat hidup saya nyaman. Allah mengingatkan saya akan Zona nyaman itu dengan terjadinya suatu kejadian yang mengguncang rasa nyaman itu menjadi tidak nyaman. Saya sangat ketakutan dan khawatir kehilangan pekerjaan saya, jikalau saya akhirnya terlempar , tamatlah kenyamanan itu , malah dalam ketakutan sempat terpikir jikalo saya terlempar, ini adalah akhir segalanya dalam hidup saya. Allah memang Maha Pengasih dan maha Pemurah melalui jalanNya, saya dituntun untuk memahami kesulitan itu dari sisi yang lain. Dari kesulitan itulah saya diingatkan kembali bahwa bekerja adalah suatu panggilan jiwa bukan hanya semata mengejar materi semata.
Allah juga mengingatkan saya kembali atas segala yang saya perjuangkan dulu yaitu mencurahkan segenap tenaga untuk kepentingan orang banyak. Setelah memahami ini semua ,saya membagi loyalitas dalam 3 pengertian yaitu :
Bekerja didasarkan loyalitas kepada perusahaan.
Loyalitas ini bersifat sangat sempit dikarenakan begitu perusahaan tidak memberikan yang terbaik buat kita, loyalitas akan berkurang dan semakin lama akan mengikis habis loyalitas itu sendiri.
Bekerja didasarkan loyalitas kepada kompentensi kita.
Loyalitas ini bersifat sangat materialistis , dengan kompentensi atau keahlian kita , kita tidak usah berpikir untuk loyal total kepada perusahaan, karena dengan kompentensi , kita dengan mudah berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain tanpa menghiraukan kondisi perusahaan kita yang terakhir.
Bekerja didasarkan loyalitas kita kepada Allah.
Inilah loyalitas yang tertinggi, karena dimanapun kita bekerja tujuan kita hanya kepada Allah semata. Bekerja sudah menjadi panggilan jiwa kita, bekerja adalah bagian dari ibadah kita kepada Allah dengan begitu kita akan secara total bekerja dan yang memberikan yang terbaik untuk pekerjaan kita.

Semoga bermanfaat.
Aw (20-09-07 23:40:00)

Kilas Balik Bencana Gempa dan Tsunami di aceh(2).

Tahun baru saya rayakan didalam pesawat garuda dalam perjalanan saya ke medan dalam rangka evakuasi karyawan cabang Aceh. Saya menggunakan pesawat yang besar dan didalam pesawat kebanyakan adalah para sukarelawan yang akan berangkat ke Aceh. Setibanya di Bandara saya langsung mengarah ke hotel Novotel , disana sudah menunggu director IT dan Manager operasional yang akan mengurusi proses evakuasi. Pagi harinya kita sudah mulai bergerak bekerja, dari mencari barang – barang untuk pengungsi seperti pakaian , makanan , minuman , mainan buat anak2x , dan kebutuhan mereka yang lain. Kita carikan juga rumah yang layak pakai , kita bersihkan dan kita siapkan buat mereka apabila mereka sudah sampai di medan, tidak lupa kita carikan dokter yang akan memeriksa kesehatan mereka setibanya di Medan. Oh ya seperti yang sudah saya ceritakan team evakuasi dari Aceh ke medan dilakukan oleh rekan – rekan cabang medan. Mereka menempuh jalur darat dengan menggunakan mobil, dan pada malam harinya akhirnya mereka tiba dengan selamat di Medan. Suasana pertemuan kami dengan rekan-rekan dari Aceh begitu mengharukan kami saling berpelukan dalam uraian air mata. Terutama kepala cabang Aceh, dia benar – benar terpukul karena harus kehilangan anak buahnya.
Seperti Dian (Chief Warehouse), waktu kejadian dia membawa lari kedua anaknya , yang besar(cewek) dituntun , sedangkan di bungsu(cowok) digendong sambil berlari sekencang-kencangnya untuk menghindari terjangan ombak Tsunami, tapi akhirnya mereka tergulung ombak, si Sulung berhasil selamat , karena dia tersangkut diatas pohon , dan dia menyaksikan bagaimana adik dan ibunya tercinta tergulung ombak besar, sedangkan ayahnya sedang bertugas di Medan di kepolisian.
Nunung (Chief Accounting) sudah tidak mungkin ditemukan kembali karena desanya sewaktu di lihat sudah tertutup dengan air pantai dan 1 bulan kemudian setelah Tsunami , kami mendapati rumah nunung tinggal lantai ubinnya saja yang ada.Nunung hilang bersama suami dan seluruh keluarganya,Begitu juga dengan Mulyadi (helper Warehouse), dia hilang beserta keluarganya. ya Allah begitu dasyat tsunami itu…..
Saya mengobrol dengan karyawan cabang medan yang melakukan proses evakuasi, seperti Pak Edi dan Pak Suryanto dan cerita mereka benar – benar dasyat. Mereka menceritakan bagaimana mereka melihat lautan mayat manusia berserakan di jalan dalam usaha mereka mencari teman – teman kita di aceh, melewati banyak mayat sambil memeriksa mayat – mayat yang ada dan beruntung dalam pencarian mereka secara tidak sengaja mereka menemukan salah seorang cabang aceh dan setelah berjalan kesana kemari akhirnya mereka bisa mengumpulkan semua orang cabang Aceh. Pak Suryanto terlihat begitu terpukul akan situasi di sana, dia sampai tidak selera makan lagi dikarenakan melihat betapa dasyatnya bencana disana. Saya jadi ingat cerita supir taksi yang mengantarkan saya dari Bandara ke Hotel, dia pernah mengantarkan keluarga yang baru saja terkena musibah Tsunami, dia bercerita ketika sudah sampai ketempat tujuan anaknya yang paling kecil tidak mau keluar dari taksi dikarenakan dia masih trauma akan tsunami. Ngga mau turun , ngga mau , nanti ada air laut lagi , begitu dia berteriak – teriak , setelah dibujuk oleh orang tuanya dia baru mau keluar dari Taksi. Betapa dasyatnya bencana itu.
Teman dan saudaraku Nunung , Dian , Mulyadi semoga arwahnya tenang di alam sana , dan semoga Allah menerima segala amalan dan Ibadah kalian semasa hidup , Amin.

Kilas Balik Bencana Gempa dan Tsunami di aceh(1).

Akhir bulan Syaban atau menjelang Ramadhan tahun ini bangsa indonesia dikejutkan oleh suatu bencana gempa yang terjadi di Bengkulu,Jambi dan Padang. Kerusakan yang ditimbulkan cukup parah walau dari sisi jumlah korban sangat tidak sebanding dengan yang terjadi di Aceh. Jikalau berbicara tentang aceh saya jadi teringat kembali kejadian itu. Bencana itu terjadi pada hari minggu,tanggal 26 Desember 2004, saya mengetahui berita itu di televisi. Awalnya saya berpikir itu hanya bencana biasa saja , tetapi begitu saya mengikutinya sampai sore, ya Allah bencana itu sedemikian dasyatnya dan yang mebuat saya khawatir adalah bagaimana nasib teman-teman saya di Aceh dalam menghadapi bencana sebesar itu. Aceh adalah tempat favorit saya dalam implementasi system komputer pada tahun 2003 dan 2004. Waktu itu Gerakan Aceh Merdeka masih kuat dan kebetulan kantor saya mempunyai kantor cabang disana, dan ketika kami dari kantor pusat di jakarta mengganti system komputerisasi yang sebelumnya offline menjadi online, kami dari IT diharuskan berangkat ke Aceh untuk mengganti system. Director IT saya kebetulan sangat mengenal karakter dan kemampuan anak buahnya dan dia menugaskan saya untuk berangkat ke Aceh. Dia berpendapat saya adalah orang IT yang bisa bekerja dibeberapa bidang IT seperti network,PC,Data dan System (tidak nyombong sech), dan secara kebetulan itulah yang harus saya kerjakan di Aceh. Akhirnya berangkatlah saya ke Aceh (Kota Banda Aceh),di pesawat di sebelah saya adalah seorang ibu , lebih tepatnya seorang nenek yang akan pulang ke Aceh. Sambil ngobrol dia sempet bertanya apakah nama saya ada huruf “O” nya, seperti jOkO,ToNo, saya bilang ngga bu, nama saya Darmawan, terus dia bilang ohh, aman kok , yang ngga aman dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu yang namanya pake O , waduh serem juga. Terbayang gimana situasi disana, tetapi begitu saya berpikir nyawa di tangan Allah, saya jadi tenang. Singkat cerita saya tiba disana dengan aman dan bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Adalah moment yang paling tidak saya lupakan begitu saya berinteraksi langsung dengan orang Aceh, mereka sangat baik dan serasa seperti saudara sendiri , seperti Chief Accountingnya (namanya Nunung), kepala gudangnya( Mbak Dian),Yulita, Mbak Mul dan lainnya. Dari situlah saya seperti mempunyai ikatan batin yang kuat dengan mereka. Satu tahun kemudian (tahun 2004 , bulan Agustus), saya ditugaskan kembali ke Aceh untuk memberikan training IT Security and awareness dan itu semakin menguatkan hubungan saya dengan orang Aceh. Bisa dibayangkan bagaimana khawatirnya saya ketika mendengar berita bencana itu, keesokkan harinya(senin) saya praktis tidak konsen bekerja, yang saya lakukan adalah mencoba menelpon mereka, dan mencari informasi sebanyak-banyaknya di intenet. Ya Allah bagaimana nasib mereka !!!!, hanya itu yang ada di kepala saya , apalagi banyak teman-teman saya dari cabang lain seperti palembang,jambi,banjarmasin dan daerah lainnya menelpon saya hanya untuk bertanya ,sharing dan menangis, waduh saya aja bingung. Hari selasa saya juga tidak mendapat kabar dari Aceh dan pada sore harinya saya dipanggil oleh Director saya untuk berangkat langsung ke Aceh untuk mencari teman-teman saya. Dan management memutuskan untuk membuat team penyelamatan yang terdiri dari orang-orang cabang Medan, dan saya diikut sertakan dikarenakan saya paling hapal dengan orang aceh. Tetapi malang tidak dapat ditolak, untung tidak dapat diraih saya tidak dapat mendapatkan tiket pesawat sama sekali , itu disebabkan begitu padatnya jadwal penerbangan ke Aceh baik untuk bantuan maupun orang yang sibuk mencari kerabatnya. Akhirnya team dari Medan dengan gagah berani berangkat mencari keberadaan mereka, salut buat team medan!!!. Saya sedih , dan hanya bisa menangis di tangga kantor, tetapi mungkin saya belum saatnya saya berangkat. Pada Hari rabu, kami mendapatkan hubungan dengan Banda Aceh dan kontak itu langsung didapat dari Pak Rusdi kepala cabang disana dan mengabarkan bahwa dia belom mendapatkan makan yang layak dari hari minggu dan mengabarkan pula bahwa orang-orang yang kami sayangi hilang tidak tentu rimbanya. Kami kehilangan Nunung (chief Accounting), Dian( Chief Warehouse) dan Mulyadi( helper warehouse). Begitu ada kontak dari Aceh , begitu banyaknya kata harap dalam diri buat keselamatan mereka , tetapi akhirnya berakhir dengan kesedihan. Tapi itukan hilang , kan belum ditemukan mayatnya ?…, begitu kata hati saya, dan dengan modal itulah saya akhirnya berangkat pada hari jumatnya untuk mencari mereka.

Belajar islam di dunia barat.

Ada hal yang menarik ketika saya membaca tulisan di internet tentang seorang mualaf barat yang menghabiskan waktu 10 tahun berada di indonesia guna semakin dekat dengan agama islam yang secara tulus dia terima sebagai agama yang paling hakiki. Menurutnya keberadaannya di indonesia karena dia sangat senang berada di indonesia dengan rakyat yang sangat spiritual dan itu sangat memuaskannya secara bathin. Untuk kalangan barat indonesia sudah dikenal sebagai bangsa yang keras,kotor,brutal dan negara yang paling korup didunia, adalah sangat aneh jika suatu bangsa yang terkenal sedemikian korupnya disinggahi oleh mualaff untuk waktu yang lama dengan alasan untuk belajar agama. Logikanya memang sederhana jikalau mayoritas penduduk indonesia adalah islam dan menyandang rekor sebagai negara yang korup didunia , berarti agama islam mengajarkan sesuatu yang tidak benar yang mengakibatkan terciptanya mahluk-mahluk sesat tukang korupsi, terkutuklah mereka (saya jadi ingat bagaimana terungkapnya korupsi jamaah yang dilakukan oleh anggota DPRD kita yang terhormat).tetapi mualaff itu menemukan fakta lain bahwa di indonesia dia menemukan kesejukan agama dari orang-orang yang benar-benar menjalani agama islam secara benar, disitulah jiwanya terpuaskan dan mendapatkan pelajaran agama, walaupun secara jujur diakui memang banyak pula dia menemukan orang-orang yang tidak baik. Kalau kita kaji lebih dalam lagi ada yang menarik lagi dengan tulisan dari Pak Ary Ginanjar dalam buku ESQ nya dimana dinegara barat tatanan kehidupannya sudah begitu islami, begitu juga yang ditulis oleh Pak Abu Sangkan dalam majelis zikirrullah yang menyatakan negara – negara seperti singapore atau perancis sudah begitu islami, tetapi kok si mualaff tadi malah mencari dan bermukim di indonesia yang orang barat katakan brutal dan kasar yang notabene tidak islami?. Mari kita simak tulisan Pak Ary dalam buku ESQ nya, dimana kondisi di indonesia agama digunakan hanya sebagai alat untuk melancarkan urusan dunianya saja, jadi jikalau ada masalah didunia mereka akan kembali ke agamanya , setelah selesai mereka akan sibuk dengan dunianya,sehingga kehidupan dunia dan akherat menjadi suatu hal yang terpisah, padahal itu adalah salah satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu melalui buku yang ditulis Pak Ary , kita diingatkan kembali dengan modal Iman,Islam dan Ihsan kita akan menjadi bangsa yang unggul dan selanjutnya membuat tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara jauh lebih baik itulah sejatinya negara yang mayoritas penduduknya islam. Sedangkan di negara barat, mereka sudah mempunyai tatanan yang baik, tetapi mereka kurang mempunyai ruh spiritual dalam kehidupannya, sehingga menghasilkan orang – orang yang haus akan pertanyaan jati diri yang sebenarnya. Begitu saya menyadari itu , terpikir oleh saya kenapa kita tidak seperti mualaff itu saja, menetap disuatu negara barat yang tatanan yang baik dan dengan modal yang sudah kita miliki yaitu Iman Islam dan Ihsan kita mempelejari tatanan kehidupan mereka. Tatanan kehidupan negara barat baik dikarenakan landasan pengetahuan mereka sudah tinggi, dan jikalau kita berbicara pengetahuan pada abad 7 sampai dengan abad ke 14 , itu adalah puncak-puncak pengetahuan yang dihasilkan oleh orang-orang muslim , berarti sumber pengetahuan yang berasal dari islam yang pastinya bersumber dari alquran memberikan kontribusi kepada tatanan kehidupan mereka.
Jikalau dunia ini dibagi dua yaitu timur dan barat dan kita coba samakan dengan belahan otak kiri dan kanan itu ada persamaannya.Otak kiri bersifat sistematis dan logika sedangkan otak kanan bersifat intuisi , acak dan imajinasi, berarti itu merupakan perwakilan dari dunia barat(otak kiri) yang menggunakan pengetahuan dan dunia timur(otak kanan) yang spiritualis.
Dan puncak kecerdasan jiwa(alam bawah sadar) seseorang adalah jikalau otak kiri dan kanannya seimbang , dan itu berarti pula jikalau kekuatan yang ada di dunia barat(pengetahuan) dan kekuatan dari dunia timur(spiritual) menjadi seimbang , maka dunia ini akan menghasilkan jiwa – jiwa yang cerdas yang berujung kepada keseimbangan kehidupan. Dunia barat sudah memulainya setelah mereka disadarkan bahwa kehidupan yang bersifat materi tidak menghasilkan individu yang berkwalitas mereka berusaha mengkaji sampai ditemukannya Got Spot , SQ yang digaungkan oleh Danah johar dan yang terakhir adalah Law Of Attraction , dan kalau kita coba simak secara mendetail itu adalah bagian dari pengetahuan mereka menuju spiritualitas yang tinggi. Marilah kita juga dibelahan timur ini belajar islam dari negara barat dengan mempelajari pengetahuan yang berlandaskan alquran dan hadist untuk menjadi umat yang unggul seperti puncak kejayaan islam yang menghasilkan pengetahuan yang tinggi. Jikalau ini tercapai Insya Allah keseimbangan dunia akan tercapai dan kita semua yang ada didunia ini hidup dengan damai dan sejahtera, Amin.

AW(19-09-07 22:00:00)

14 September 2007

Puisi Untuk Keponakan Baruku

kuingin membuat yayasan yatim piatu !!!!
kuingin membantu orang yang kurang mampu!!!!
begitu inginku dalam perjalanan jiwaku menuju jalanMu.....

keinginan itu begitu indah, keinginan itu begitu menggugah jiwa!!!!
sampai kutoreh jauh langkah diri ini untuk menggapainya
begitu indahnya.....

Semalam kulihat seorang anak manusia yang begitu lemah....
dia terbaring tanpa daya dalam 2 hari hidupnya....
dalam tatapan sayangku aku disadarkan akan keberadaannya....

Dia ada dihadapanku karena orangtuanya memberikan kepada kami...
dia ada dihadapanku karena akan ada harapan masa depannya ....
dia ada dihadapanku dalam kegamangan kehidupannya.....

Aku bergetar dalam rasa sedih yang mendalam.....
kuhampiri si kecil dalam mata yang basah oleh air mata...
kusentuh dan kucium sayang dia......
Ya Allah dia begitu polosnya.....

Kubacakan doa dengan penuh hikmat....
kupanjatkan doa dengan penuh harapku kepadaMu ya Allah....
Bahagiakan dia, lindungi dia......

Dalam hening doaku tiba-tiba jiwa ini berkata.....
kuingin membuat yayasan yatim piatu !!!!
kuingin membantu orang yang kurang mampu!!!!
Ya Allah...., itulah keinginanku dan si kecil ini mengingatkan lagi...

Ku terdiam dalam haru .....
Ku biarkan jiwa ini menikmati ini.....

Terima kasih keponakanku.