21 September 2007

Kilas Balik Bencana Gempa dan Tsunami di aceh(2).

Tahun baru saya rayakan didalam pesawat garuda dalam perjalanan saya ke medan dalam rangka evakuasi karyawan cabang Aceh. Saya menggunakan pesawat yang besar dan didalam pesawat kebanyakan adalah para sukarelawan yang akan berangkat ke Aceh. Setibanya di Bandara saya langsung mengarah ke hotel Novotel , disana sudah menunggu director IT dan Manager operasional yang akan mengurusi proses evakuasi. Pagi harinya kita sudah mulai bergerak bekerja, dari mencari barang – barang untuk pengungsi seperti pakaian , makanan , minuman , mainan buat anak2x , dan kebutuhan mereka yang lain. Kita carikan juga rumah yang layak pakai , kita bersihkan dan kita siapkan buat mereka apabila mereka sudah sampai di medan, tidak lupa kita carikan dokter yang akan memeriksa kesehatan mereka setibanya di Medan. Oh ya seperti yang sudah saya ceritakan team evakuasi dari Aceh ke medan dilakukan oleh rekan – rekan cabang medan. Mereka menempuh jalur darat dengan menggunakan mobil, dan pada malam harinya akhirnya mereka tiba dengan selamat di Medan. Suasana pertemuan kami dengan rekan-rekan dari Aceh begitu mengharukan kami saling berpelukan dalam uraian air mata. Terutama kepala cabang Aceh, dia benar – benar terpukul karena harus kehilangan anak buahnya.
Seperti Dian (Chief Warehouse), waktu kejadian dia membawa lari kedua anaknya , yang besar(cewek) dituntun , sedangkan di bungsu(cowok) digendong sambil berlari sekencang-kencangnya untuk menghindari terjangan ombak Tsunami, tapi akhirnya mereka tergulung ombak, si Sulung berhasil selamat , karena dia tersangkut diatas pohon , dan dia menyaksikan bagaimana adik dan ibunya tercinta tergulung ombak besar, sedangkan ayahnya sedang bertugas di Medan di kepolisian.
Nunung (Chief Accounting) sudah tidak mungkin ditemukan kembali karena desanya sewaktu di lihat sudah tertutup dengan air pantai dan 1 bulan kemudian setelah Tsunami , kami mendapati rumah nunung tinggal lantai ubinnya saja yang ada.Nunung hilang bersama suami dan seluruh keluarganya,Begitu juga dengan Mulyadi (helper Warehouse), dia hilang beserta keluarganya. ya Allah begitu dasyat tsunami itu…..
Saya mengobrol dengan karyawan cabang medan yang melakukan proses evakuasi, seperti Pak Edi dan Pak Suryanto dan cerita mereka benar – benar dasyat. Mereka menceritakan bagaimana mereka melihat lautan mayat manusia berserakan di jalan dalam usaha mereka mencari teman – teman kita di aceh, melewati banyak mayat sambil memeriksa mayat – mayat yang ada dan beruntung dalam pencarian mereka secara tidak sengaja mereka menemukan salah seorang cabang aceh dan setelah berjalan kesana kemari akhirnya mereka bisa mengumpulkan semua orang cabang Aceh. Pak Suryanto terlihat begitu terpukul akan situasi di sana, dia sampai tidak selera makan lagi dikarenakan melihat betapa dasyatnya bencana disana. Saya jadi ingat cerita supir taksi yang mengantarkan saya dari Bandara ke Hotel, dia pernah mengantarkan keluarga yang baru saja terkena musibah Tsunami, dia bercerita ketika sudah sampai ketempat tujuan anaknya yang paling kecil tidak mau keluar dari taksi dikarenakan dia masih trauma akan tsunami. Ngga mau turun , ngga mau , nanti ada air laut lagi , begitu dia berteriak – teriak , setelah dibujuk oleh orang tuanya dia baru mau keluar dari Taksi. Betapa dasyatnya bencana itu.
Teman dan saudaraku Nunung , Dian , Mulyadi semoga arwahnya tenang di alam sana , dan semoga Allah menerima segala amalan dan Ibadah kalian semasa hidup , Amin.

Tidak ada komentar: