21 September 2007

Kilas Balik Bencana Gempa dan Tsunami di aceh(1).

Akhir bulan Syaban atau menjelang Ramadhan tahun ini bangsa indonesia dikejutkan oleh suatu bencana gempa yang terjadi di Bengkulu,Jambi dan Padang. Kerusakan yang ditimbulkan cukup parah walau dari sisi jumlah korban sangat tidak sebanding dengan yang terjadi di Aceh. Jikalau berbicara tentang aceh saya jadi teringat kembali kejadian itu. Bencana itu terjadi pada hari minggu,tanggal 26 Desember 2004, saya mengetahui berita itu di televisi. Awalnya saya berpikir itu hanya bencana biasa saja , tetapi begitu saya mengikutinya sampai sore, ya Allah bencana itu sedemikian dasyatnya dan yang mebuat saya khawatir adalah bagaimana nasib teman-teman saya di Aceh dalam menghadapi bencana sebesar itu. Aceh adalah tempat favorit saya dalam implementasi system komputer pada tahun 2003 dan 2004. Waktu itu Gerakan Aceh Merdeka masih kuat dan kebetulan kantor saya mempunyai kantor cabang disana, dan ketika kami dari kantor pusat di jakarta mengganti system komputerisasi yang sebelumnya offline menjadi online, kami dari IT diharuskan berangkat ke Aceh untuk mengganti system. Director IT saya kebetulan sangat mengenal karakter dan kemampuan anak buahnya dan dia menugaskan saya untuk berangkat ke Aceh. Dia berpendapat saya adalah orang IT yang bisa bekerja dibeberapa bidang IT seperti network,PC,Data dan System (tidak nyombong sech), dan secara kebetulan itulah yang harus saya kerjakan di Aceh. Akhirnya berangkatlah saya ke Aceh (Kota Banda Aceh),di pesawat di sebelah saya adalah seorang ibu , lebih tepatnya seorang nenek yang akan pulang ke Aceh. Sambil ngobrol dia sempet bertanya apakah nama saya ada huruf “O” nya, seperti jOkO,ToNo, saya bilang ngga bu, nama saya Darmawan, terus dia bilang ohh, aman kok , yang ngga aman dari Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu yang namanya pake O , waduh serem juga. Terbayang gimana situasi disana, tetapi begitu saya berpikir nyawa di tangan Allah, saya jadi tenang. Singkat cerita saya tiba disana dengan aman dan bisa menyelesaikan tugas dengan baik. Adalah moment yang paling tidak saya lupakan begitu saya berinteraksi langsung dengan orang Aceh, mereka sangat baik dan serasa seperti saudara sendiri , seperti Chief Accountingnya (namanya Nunung), kepala gudangnya( Mbak Dian),Yulita, Mbak Mul dan lainnya. Dari situlah saya seperti mempunyai ikatan batin yang kuat dengan mereka. Satu tahun kemudian (tahun 2004 , bulan Agustus), saya ditugaskan kembali ke Aceh untuk memberikan training IT Security and awareness dan itu semakin menguatkan hubungan saya dengan orang Aceh. Bisa dibayangkan bagaimana khawatirnya saya ketika mendengar berita bencana itu, keesokkan harinya(senin) saya praktis tidak konsen bekerja, yang saya lakukan adalah mencoba menelpon mereka, dan mencari informasi sebanyak-banyaknya di intenet. Ya Allah bagaimana nasib mereka !!!!, hanya itu yang ada di kepala saya , apalagi banyak teman-teman saya dari cabang lain seperti palembang,jambi,banjarmasin dan daerah lainnya menelpon saya hanya untuk bertanya ,sharing dan menangis, waduh saya aja bingung. Hari selasa saya juga tidak mendapat kabar dari Aceh dan pada sore harinya saya dipanggil oleh Director saya untuk berangkat langsung ke Aceh untuk mencari teman-teman saya. Dan management memutuskan untuk membuat team penyelamatan yang terdiri dari orang-orang cabang Medan, dan saya diikut sertakan dikarenakan saya paling hapal dengan orang aceh. Tetapi malang tidak dapat ditolak, untung tidak dapat diraih saya tidak dapat mendapatkan tiket pesawat sama sekali , itu disebabkan begitu padatnya jadwal penerbangan ke Aceh baik untuk bantuan maupun orang yang sibuk mencari kerabatnya. Akhirnya team dari Medan dengan gagah berani berangkat mencari keberadaan mereka, salut buat team medan!!!. Saya sedih , dan hanya bisa menangis di tangga kantor, tetapi mungkin saya belum saatnya saya berangkat. Pada Hari rabu, kami mendapatkan hubungan dengan Banda Aceh dan kontak itu langsung didapat dari Pak Rusdi kepala cabang disana dan mengabarkan bahwa dia belom mendapatkan makan yang layak dari hari minggu dan mengabarkan pula bahwa orang-orang yang kami sayangi hilang tidak tentu rimbanya. Kami kehilangan Nunung (chief Accounting), Dian( Chief Warehouse) dan Mulyadi( helper warehouse). Begitu ada kontak dari Aceh , begitu banyaknya kata harap dalam diri buat keselamatan mereka , tetapi akhirnya berakhir dengan kesedihan. Tapi itukan hilang , kan belum ditemukan mayatnya ?…, begitu kata hati saya, dan dengan modal itulah saya akhirnya berangkat pada hari jumatnya untuk mencari mereka.

Tidak ada komentar: